Program Perlindungan Keanekaragaman Hayati PLTA Indonesia Asahan Alumunium
Perusahaan memiliki komitmen untuk memberikan perlindungan dan pelestarian terhadap keanekaragaman hayati
Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Perusahaan memiliki komitmen untuk memberikan perlindungan dan pelestarian terhadap keanekaragaman hayati. Perlindungan keanekaragaman hayati diutamakan pada area sekitar kegiatan, yaitu Danau Toba. Adapun kegiatan-kegiatan yang diinventarisasi dalam perlindungan keanekaragaman hayati sebagai berikut.
Konservasi Danau Toba
Program ini merupakan program penanaman pohon di lokasi-lokasi yang sudah dipilih berdasarkan hasil survey, program ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi DTA Danau Toba sebagai daerah penyangga ketersediaan dan kestabilan level air Danau Toba. Program ini tidak hanya menanam pohon, tetapi juga dilakukan pemeliharaan, monitoring serta evaluasi. Pohon-pohon yang ditanam merupakan pohon buah-buahan berkayu, hal ini ditujukan agar hasil dari penanaman juga dirasakan oleh masyarakat, dimana buah serta kayu dapat dimanfaatkan. Program ini juga bekerjasama dengan masyarakat di sekitar lokasi agar masyarakat juga membantu dalam perawatan dan menjaga pohon hingga menghasilkan buah, tidak ditebang dan terjaga dari kebakaran. Peningkatan jumlah flora yang ditanam di Daerah Tangkapan Air Danau Toba dapat dilihat pada gambar berikut.
Dapat diketahui bahwa PLTA Inalum berhasil melaksanakan program konservasi Danau Toba dari tahun ke tahun. Jumlah tanaman yang berhasil dikonservasi pada tahun 2024 mencapai 871.511 pohon dengan berbagai jenis spesies (17 jenis) seperti pinus, alpukat, aren, manggis, mangga, mahoni, petai, jengkol, kemiri, hingga kayu tabebuya. Tanaman-tanaman tersebut berhasil ditanam pada area seluas 2.282,48 Hektar.
Optimalisasi Pembibitan Pohon dengan Cara Nursery
Nursery merupakan tempat pembibitan atau tempat pertumbuhan sementara tanaman. Kegiatan ini merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman. Bibit tanamanan yang sudah siap tanam akan ditanam di sekitar kantor maupun mess Inalum. Selain itu, bibit tanaman ini juga dibagikan kepada masyarakat sekitar agar dapat dimanfaatkan, oleh karena itu tanaman yang berada di Nursery merupakan tanaman buah-buahan maupun bumbu dapur seperti Andaliman. Andaliman merupakan tanaman endemik atau bumbu khas batak.
Pembibitan di nursery dilakukan dengan cara penyemaian benih tanaman, setelah beberapa bulan atau biji sudah bertunas, lalu dipindahkan kedalam polybag dengan memakai tanah yang sudah dicampur kompos dan sekam padi. Setiap sebulan sekali dilakukan pemupukan kimia untuk menjaga nutrisi bibit tanaman. Serta opembersihan rumput liar disekitar polybag dan setiap hari tanaman disiram pagi dan sore. Jumlah tanaman yang berhasil dijadikan bibit dapat dilihat pada gambar berikut.
Pembibitan tanaman endemik berhasil dilakukan dengan peningkatan dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2024, PLTA Inalum berhasil melaksanakan pembibitan dengan jumlah 24.500 bibit yang dilakukan pada area seluas 4 hektar.
Taman Kehati Perumahan PLTA INALUM
Taman Kehati dibuat di lokasi perumahan PT INALUM Paritohan yang dengan luas lahan yang disediakan seluas 4 Ha. Kegiatan yang dilakukan di Taman Kehati adalah: penanaman pohon endemik, pemberian Eco Enzym kedalam kolam/danau, penanaman tanaman air serta penyebaran ikan mas Koi.
Tujuan dari pembuatan Taman Kehati adalah sebagai tempat budidaya tanaman endemik sehingga dapat terus eksis/tidak punah, sebagai lokasi edukasi bagi masyarakat sekitar serta menambah keindahan dan tempat wisata dengan adanya ikan mas koi yang ada dikolam. Program yang baru dilaksanakan pada tahun 2024 ini berhasil menambah koleksi tanaman yang dilindungi. Secara total tanaman terdapat 940 pohon dengan 10 jenis.
Pembibitan Tanaman Multi Purpose Tree Species
Danau Toba merupakan bagian penting bagi keberlangungan ekonomi masyarakat maupun perusahaan yang mana sebagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba merupakan lahan kritis yang membutuhkan rehabilitasi. Untuk itu, PT Indonesia Asahan Aluminium bekerjasama dengan Yayasan Warisan Hidup Sumatera (WHIS) melaksanakan pembibitan tanaman di Kebun Raya Samosir. WHIS merupakan yayasan yang bergerak di bidang pelestarian alam beserta satwa liat yang berada di dalamnya dengan cara melaksanakan penelitian-penelitian, edukasi serta berperan aktif bekerjasama dengan badan pemerintahan ataupun organisasi non-pemerintah demi menciptakan kehidupan masyarakat yang berwawasan lingkungan serta aktif menjaga pelestarian lingkungan hidup.
Program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yaitu ekosistem daratan dan harapan Pemerintah Kabupaten Samosir. Tanaman yang dibibitkan adalah Multi Purpose Tree Species (MPTS), bibit MPTS dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang nantinya akan menerima bibit ini sedangkan tanaman konservasi dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah koleksi tanaman konservasi di Kebun Raya Samosir. Kedua jenis bibit tersebut tentunya diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan bibit untuk lahan kritis di DTA Danau Toba khususnya di Kabupaten Samosir.
Melalui program ini PLTA Inalum berhasil melaksanakan pembibitan sebanyak 39.180 pohon dengan berbagai jenis seperti kopi, coklat, cengkeh, jengkol, mangga, pinang, janbu, alpukat, kemiri, durian dan aren yang memiliki dampak kepada masyarakat.
Pemijahan Spesies Neolissochilus sumatranus dengan Metode Fertilisasi In Vitro
Program “Pemijahan Spesies Neolissochilus sumatranus dengan Metode Fertilisasi In Vitro” bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan budidaya ikan langka Neolissochilus sumatranus melalui metode inseminasi buatan. Neolissochilus sumatranus, yang dikenal dengan nama lokal ikan semah atau ikan jurung, merupakan spesies ikan air tawar yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Namun, akibat dari penangkapan berlebih dan kerusakan habitat, populasinya mengalami penurunan drastis. Program ini berupaya mengatasi masalah tersebut dengan pendekatan ilmiah dan teknologi modern. Program ini bertujuan untuk meningkatkan populasi Neolissochilus sumatranus di habitat aslinya dan menjaga keberlanjutan ekosistem Program “Pemijahan Spesies Neolissochilus sumatranus dengan Metode Fertilisasi In Vitro” bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan budidaya ikan langka Neolissochilus sumatranus melalui metode inseminasi buatan.
Neolissochilus sumatranus, yang dikenal dengan nama lokal ikan semah atau ikan jurung, merupakan spesies ikan air tawar yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Namun, akibat dari penangkapan berlebih dan kerusakan habitat, populasinya mengalami penurunan drastis. Program ini berupaya mengatasi masalah tersebut dengan pendekatan ilmiah dan teknologi modern. Program ini bertujuan untuk meningkatkan populasi Neolissochilus sumatranus di habitat aslinya dan menjaga keberlanjutan ekosistemProgram “Pemijahan Spesies Neolissochilus sumatranus dengan Metode Fertilisasi In Vitro” bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan budidaya ikan langka Neolissochilus sumatranus melalui metode inseminasi buatan. Neolissochilus sumatranus, yang dikenal dengan nama lokal ikan semah atau ikan jurung, merupakan spesies ikan air tawar yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Namun, akibat dari penangkapan berlebih dan kerusakan habitat, populasinya mengalami penurunan drastis. Program ini berupaya mengatasi masalah tersebut dengan pendekatan ilmiah dan teknologi modern. Program ini bertujuan untuk meningkatkan populasi Neolissochilus sumatranus di habitat aslinya dan menjaga keberlanjutan ekosistem. Terdapat 3.100 ekor Neolissochilus sumatranus yang berhasil dibudidayakan hingga tahun 2024.
Luasan konservasi, jumlah individu, dan indeks keanekaragaman hayati
Luasan konservasi, jumlah individu, dan indeks keanekaragaman hayati masing- masing program dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut :
Laporan Status Keanekaragaman Hayati
PLTA Inalum melalui program-program yang telah dilaksanakan didapatkan data status fauna dan flora yang dirangkum pada tabel berikut: